Sekilas kisah – Mundurnya Semuel Abrijani Pangerapan dari jabatan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai respons terhadap serangan terhadap Pusat Data Nasional (PDNS) mendapat apresiasi yang tinggi dari pakar telematika, Roy Suryo. Roy menyebut sikap Semuel sebagai tindakan yang terhormat dan bertanggung jawab, sebuah kontras jelas dengan nasib Hasyim Asy’ari, mantan Ketua KPU yang dipecat akibat kasus asusila terhadap anggota PPLN Den Haag.
Dalam pernyataannya yang disampaikan dalam sebuah video pada Kamis (4/7/2024), Roy mengungkapkan kekagumannya terhadap keputusan Semuel untuk mundur. “Pertama-tama saya secara pribadi ingin menghaturkan terima kasih dan mengungkapkan salut atas keputusan Semuel Abrijani Pangerapan untuk mundur dari jabatan Direktur Jenderal Aptika di Kominfo,” ujarnya dengan tegas.
Roy kemudian membandingkan sikap Semuel dengan apa yang dialami oleh Hasyim Asy’ari. Yang harus menghadapi konsekuensi yang lebih berat, yaitu pemecatan. “Sikap beliau sangat terhormat, kita apresiasi karena sangat berbeda dengan apa yang dialami oleh Ketua KPU, Hasyim Asy’ari, yang diberhentikan karena perbuatan asusila,” tambahnya.
Menurut Roy, mundurnya Semuel sebagai Dirjen Aptika merupakan bentuk tanggung jawab yang seharusnya ditiru oleh pihak atasannya, yaitu Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi. Sebagai tanggapan atas serangan ransomware yang menyerang PDNS. “Mundurnya Semmy seharusnya diikuti oleh atasan langsungnya, yaitu Menkominfo, Budi Arie Setiadi, sebagai tanggapan atas serangan terhadap PDNS,” paparnya.
Roy juga mengkritik pemerintah atas kegagalan dalam melindungi PDNS dari serangan ransomware tersebut. “Ini adalah kegagalan besar pemerintah. Kebodohan terbesar dalam bidang informatika adalah memperlakukan PDNS. Secara terburu-buru demi memenuhi target pembangunan pada peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-79 pada 17 Agustus 2024,” tegasnya.
Menurut Roy, peretasan PDNS tidak akan terjadi jika pemerintah tidak terburu-buru dalam pembangunan pusat data ini di beberapa lokasi. “Pemerintah seharusnya tidak terburu-buru dalam pembangunan PDNS di empat tempat seperti Cikarang, Batam, Kaltim, dan Labuan Bajo. Hanya demi memenuhi target peringatan Hari Kemerdekaan. Keputusan ini menyebabkan PDNS sementara di Serpong dan Surabaya. Dengan sistem keamanan yang sederhana akhirnya berhasil ditembus oleh peretas,” jelas Roy.
Sebelumnya, Semuel Abrijani Pangerapan mengumumkan keputusannya untuk mundur dari jabatan Dirjen Aptika. Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Kominfo, Jakarta pada Kamis (4/7/2024). “Saya mengajukan pengunduran diri saya secara lisan pada tanggal 1 Juli kemarin dan surat pengunduran diri sudah saya serahkan kepada Menteri Kominfo,” ungkap Semuel.
Keputusan ini diambil Semuel sebagai tanggapan atas serangan ransomware terhadap PDNS. Yang terjadi beberapa waktu sebelumnya dan masih berdampak hingga saat ini. “PDNS secara teknis merupakan tanggung jawab dari Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika. Saya merasa bertanggung jawab secara moral untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik,” tuturnya.
Dengan demikian, sikap Semuel dalam mengambil tanggung jawab atas peristiwa ini. Diharapkan menjadi contoh bagi pejabat lain dalam pemerintahan untuk bertanggung jawab atas tugas dan keputusan yang mereka ambil.