Honda CB100: Motor Klasik yang Tetap Dicari Biker
sekilaskisah.org – Meski telah berusia puluhan tahun, Honda CB100 masih menjadi motor idaman bagi banyak penggemar. Motor ini kembali mencuri perhatian publik setelah tampil dalam film Dilan 1990 pada tahun 2018.
Pertama kali hadir di Indonesia pada era 1970-an dan langsung mendapat sambutan positif. Saat itu, motor ini dikenal karena performa mesinnya yang andal serta desainnya yang gagah dan maskulin.
Daya tarik utama CB100 terletak pada kesederhanaan teknologinya, yang justru membuatnya mudah dirawat. Desain klasiknya yang ikonik juga menjadi nilai jual tersendiri bagi para kolektor dan pecinta motor retro.
Walaupun Honda sudah menghentikan produksinya sejak lama, unit bekas CB100 tetap diburu hingga kini. Banyak bengkel spesialis yang menyediakan restorasi khusus untuk menjaga keaslian motor ini.
Keberadaan komunitas pecinta CB100 turut menjaga eksistensinya di kalangan penggemar otomotif klasik. Mereka rutin mengadakan temu komunitas dan touring lintas kota menggunakan motor ini.
Popularitas yang tak lekang oleh waktu menjadikan Honda CB100 lebih dari sekadar kendaraan. Ia adalah simbol gaya hidup dan kenangan bagi banyak generasi pengendara di Indonesia.
“Baca Juga: Rilis GTA VI Diundur, Rockstar Targetkan Mei 2026“
Honda CB100 tetap menjadi favorit di kalangan pecinta motor klasik Indonesia. Selain tampilannya yang retro, motor ini terkenal karena karakter mesinnya yang tangguh dan mudah dimodifikasi. CB100 juga memberi rasa bangga bagi pemiliknya karena statusnya sebagai motor langka.
Motor ini dibekali mesin 4-stroke, OHC, satu silinder, dan berpendingin udara. Dengan kapasitas mesin sebesar 99cc, Honda CB100 mampu menghasilkan tenaga hingga 11,5 hp pada 10.500 rpm. Performa ini tergolong mengesankan untuk motor keluaran tahun 1970-an.
Honda melengkapi CB100 dengan transmisi 5 percepatan yang memungkinkan perpindahan gigi lebih halus. Kecepatan maksimal motor ini bisa mencapai 110 km/jam, menjadikannya cukup bertenaga untuk ukuran motor lawas.
Untuk sistem pengereman, Honda CB100 masih mengandalkan rem tromol di bagian depan dan belakang. Sistem pengapiannya menggunakan platina, sesuai dengan teknologi motor klasik pada zamannya.
Karena desain mesinnya sederhana, CB100 tergolong mudah untuk diperbaiki maupun dimodifikasi. Hal ini membuatnya ideal bagi para hobiis yang senang melakukan restorasi atau kustomisasi motor.
Gabungan antara desain, performa, dan nilai historis menjadikan Honda CB100 sebagai motor kolektor yang terus diminati. Bagi sebagian orang, mengendarai CB100 bukan hanya soal transportasi, tetapi juga tentang gaya hidup dan nostalgia.
“Baca Juga: Slow Fade dalam Hubungan: Tanda dan Cara Menghadapinya“
Honda CB100 hadir dengan tangki bahan bakar berkapasitas 10 liter dan bobot kosong sekitar 92 kg. Ukuran bannya adalah 2.50-18 di depan dan 2.75-18 di belakang, yang memberikan kestabilan saat dikendarai di berbagai kondisi jalan.
Motor ini sering dimodifikasi oleh para pemiliknya untuk tampil lebih menarik dan personal. Gaya klasik yang melekat membuat CB100 sangat cocok dijadikan motor kustom bergaya retro atau cafe racer.
Kombinasi desain ringan, performa mesin tangguh, dan kemudahan modifikasi menjadikan Honda CB100 sebagai simbol motor klasik yang tak lekang waktu.
Bagi pecinta motor retro, merawat CB100 bukan hanya kegiatan teknis, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap warisan otomotif Indonesia. Motor ini tetap hidup berkat komunitas dan para penggemarnya yang menjaga eksistensinya.