Sekilas kisah – Kecubung dan Ganja menurut psikiater dari RSJ Sambang Lihum, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dr Firdaus Yamani SpKJ(K), telah memberikan penjelasan mendalam mengenai perbedaan serta dampak psikologis, dua jenis zat yang dikenal dapat menyebabkan efek halusinasi yang serupa.
Dalam briefing virtual yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Firdaus menegaskan bahwa baik kecubung maupun ganja memiliki kemampuan untuk menimbulkan halusinasi visual dan gangguan perilaku seperti bicara meracau dan gelisah. Hal ini merupakan respons neurologis yang kompleks terhadap zat-zat tersebut di dalam otak penggunanya.
Meskipun efek halusinasi yang mereka sebabkan serupa, kandungan kimia dari kecubung dan ganja sangatlah berbeda. Kecubung mengandung skopolamin, suatu zat alkaloid yang dikenal sebagai antikolinergik dan memiliki sifat psikotropika yang kuat. Skopolamin dapat mengganggu fungsi kognitif dan persepsi sensorik, sering kali menghasilkan pengalaman visual dan auditif yang tidak nyata serta kebingungan yang mendalam.
Di sisi lain, ganja mengandung kanabinoid, yang termasuk THC (tetrahydrocannabinol) dan CBD (cannabidiol). THC adalah senyawa psikoaktif utama dalam ganja yang mempengaruhi neurotransmitter dalam otak, menghasilkan efek euforia, relaksasi, dan perubahan persepsi sensorik. CBD, di sisi lain, memiliki sifat yang lebih relaksan tanpa memberikan efek “high” yang kuat seperti THC.
Dr Firdaus juga menggarisbawahi bahwa penggunaan kecubung dapat menyebabkan dampak fisik yang signifikan, termasuk peningkatan tekanan darah, peningkatan suhu tubuh, dan fotofobia. Efek samping serius lainnya dapat mencakup kebingungan mental, kejang, bahkan risiko kematian dalam kasus yang paling ekstrem.
Sementara itu, penggunaan ganja dalam jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh dan menimbulkan masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan pernapasan, penurunan kognitif, dan potensi ketergantungan.
Artikel ini juga menyoroti beberapa kasus terkenal terkait penyalahgunaan kecubung dan ganja, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Pemberitaan tentang kasus-kasus seperti ini penting untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang risiko yang terkait dengan penggunaan zat-zat tersebut.
“Simak juga: Menurunkan Berat Badan Terlalu Cepat dan Dampaknya”
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan antara kecubung dan ganja, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap bahaya penggunaan zat-zat psikoaktif ini. Peningkatan penyuluhan dan pencegahan juga diperlukan untuk mengurangi prevalensi penyalahgunaan. Zat-zat ini dan mengedukasi masyarakat tentang konsekuensi kesehatan yang serius yang dapat timbul.
Penjelasan dr Firdaus Yamani ini menggarisbawahi pentingnya literasi kesehatan mental dan penyalahgunaan zat-zat psikoaktif. Dengan pengetahuan yang lebih mendalam, diharapkan masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih bijak tentang kesehatan dan kesejahteraan. Mereka sendiri serta menghindari dampak buruk dari penyalahgunaan zat-zat seperti kecubung dan ganja.