Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 6.968 Triliun
sekilaskisah.org – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2025 tetap terkendali. Posisi ULN tercatat sebesar US$ 427,5 miliar atau setara Rp 6.968 triliun dengan kurs Rp 16.300. ULN ini tumbuh 5,1% secara tahunan (yoy), naik dari pertumbuhan 4,2% (yoy) pada Desember 2024.
Baca Juga: Minat Beli Rumah Naik 78,6%, Tren Properti Semakin Meningkat
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa pertumbuhan ULN dipengaruhi oleh sektor publik, khususnya pemerintah dan bank sentral. ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 204,8 miliar, tumbuh 5,3% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan 3,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Ramdan menjelaskan, peningkatan ini didorong oleh masuknya modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional. Kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap kuat.
ULN pemerintah digunakan untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara hati-hati dan efisien. Dana tersebut dialokasikan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah. Sektor penerima terbesar ULN pemerintah adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,6%), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial (17,8%), Jasa Pendidikan (16,6%), Konstruksi (12,1%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (8,2%).
Ramdan menambahkan bahwa hampir seluruh ULN pemerintah memiliki tenor jangka panjang, mencapai 99,9% dari total ULN. Hal ini menunjukkan pengelolaan ULN pemerintah tetap dalam batas aman dan terkendali.
Berbeda dengan ULN pemerintah, ULN swasta justru mengalami penurunan. Pada Januari 2025, ULN swasta tercatat sebesar US$ 194,4 miliar. Angka ini mengalami kontraksi sebesar 1,7% (yoy), sama dengan bulan sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya ULN lembaga keuangan yang menyusut 2,3% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi 1,0% (yoy) di bulan sebelumnya.
ULN swasta terbesar berasal dari sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian. Sektor-sektor ini menyumbang 79,4% dari total ULN swasta. ULN swasta didominasi oleh utang jangka panjang yang mencapai 76,6% dari total ULN swasta.
Ramdan menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat dan terkendali. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 30,3% pada Januari 2025, dari 30,5% pada Desember 2024. Sebagian besar ULN Indonesia merupakan utang jangka panjang, yang mencapai 84,7% dari total ULN.
Untuk menjaga struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN. Pemerintah juga berupaya memanfaatkan ULN untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Baca Juga: 7 Perusahaan yang Kurangi Isi Minyakita, Ini Daftarnya
Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang bisa memengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Langkah ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan perekonomian Indonesia di masa depan.