Sekilas kisah – PLTS Terapung Mobile menjadi terobosan terbaru, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen untuk mengembangkan teknologi energi baru dan terbarukan guna mencapai target ambisius Net Zero Emissions pada tahun 2060. Salah satu langkah inovatif yang sedang dilakukan adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung mobile. Proyek ini merupakan langkah pertama Indonesia dalam memanfaatkan teknologi surya terapung secara mobile, dan bertujuan untuk memperkuat keberagaman sumber energi terbarukan di tanah air. Mari kita simak lebih lanjut mengenai proyek ini dan potensi manfaatnya.
Pengembangan PLTS terapung mobile merupakan proyek perintis yang saat ini sedang digarap oleh Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam campuran energi nasional.
“Baca juga: Kenaikan Gaji ASN 2025, Pengumuman 16 Agustus 2024”
Menurut keterangan dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), pengembangan PLTS terapung mobile ini terinspirasi dari sistem PLTS terapung yang telah diterapkan sebelumnya di Kabupaten Wonogiri untuk irigasi. Ini menunjukkan upaya pemerintah untuk mengadaptasi teknologi yang telah terbukti sukses dalam konteks baru yang lebih luas.
Saat ini, proyek ini telah memasuki tahap pengujian prototype dengan kapasitas 2,5 kWp (kilowatt peak). Prototype ini dirancang tidak hanya untuk menghasilkan listrik, tetapi juga untuk menyediakan energi bagi pompa irigasi pertanian. Tahapan pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem ini bekerja dengan efektif dalam kondisi nyata sebelum diproduksi secara massal.
PLTS terapung mobile menawarkan beberapa keunggulan signifikan dibandingkan dengan sistem PLTS konvensional. Beberapa manfaat utama dari teknologi ini meliputi:
Proyek PLTS terapung mobile ini telah memasuki tahap pengujian prototype. Dengan penerapan prototype di lokasi nyata ditargetkan selesai pada tahun 2025. Pencapaian ini menandai langkah penting dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan solusi teknologi yang inovatif.
“Simak juga: Philippine Amusement and Gaming Corp (PAGCOR)”
Sebagai catatan, hingga akhir tahun 2023, kapasitas terpasang pembangkit listrik bertenaga surya di Indonesia secara akumulatif mencapai 573,8 MW. Angka ini mencerminkan pertumbuhan yang positif dalam sektor energi surya dan menunjukkan potensi besar bagi pengembangan lebih lanjut. Termasuk inisiatif seperti PLTS terapung mobile.
Pengembangan PLTS terapung mobile tidak hanya akan memperluas penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya air. Dengan mengintegrasikan teknologi ini ke dalam sistem energi nasional, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Mengurangi emisi karbon, dan mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan.
Kementerian ESDM bersama dengan BRIN dan pihak terkait lainnya terus bekerja untuk memastikan bahwa proyek ini berhasil dan dapat diimplementasikan secara luas. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam upaya mencapai target Net Zero Emissions dan mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan hijau untuk Indonesia.
Dengan proyek inovatif ini, diharapkan akan ada lebih banyak inisiatif serupa yang akan mengikuti. Mendukung transisi menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.