Sekilas kisah – Giant Sea Wall di Pesisir Jakarta, Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil, baru-baru ini mengungkapkan solusi penanganan banjir jika terpilih dalam Pilgub mendatang. Salah satu solusinya adalah proyek ambisius Giant Sea Wall (GSW) yang direncanakan untuk melindungi pesisir utara Jakarta dari banjir rob. Wacana mengenai pembangunan GSW sebenarnya sudah ada sejak era Gubernur Fauzi Bowo. Namun, seberapa mendesak proyek ini untuk dilaksanakan?
“Baca juga: Perang Dagang Eropa-China Masuki Babak Baru, Xi Jinping Marah”
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, memberikan pandangan kritis tentang proyek GSW. Ia menyarankan agar proyek ini dikaji ulang karena biaya pembangunan dan pemeliharaannya yang sangat besar. “Proyek GSW memerlukan biaya yang sangat besar baik dari segi pembangunan maupun perawatan. Seiring dengan kenaikan muka air laut dan penurunan tanah, GSW harus terus-menerus ditinggikan dan dirawat ketat untuk mengatasi keretakan atau kebocoran,” jelas Nirwono.
Senada dengan Nirwono, Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna juga mengkritisi tingginya biaya proyek ini. Yayat mengusulkan opsi lain yang lebih efisien seperti pengembangan tanggul pantai yang sudah ada di Pantai Muara Baru dan Pantai Kalibaru. Menurutnya, dalam lima tahun ke depan, penguatan tanggul yang ada lebih mendesak dibandingkan pembangunan GSW yang memerlukan dukungan investor dan kondisi keuangan yang memadai.
“Simak juga: Kementerian Perindustrian Lebih Setuju Penggunaan SNI”
Yayat juga menekankan perlunya analisis mendetail terkait biaya proyek GSW dan kapasitas fiskal Pemprov DKI Jakarta. “APBD DKI Jakarta memang besar, tetapi kita perlu menghitung secara tepat berapa dana yang dibutuhkan untuk GSW dan kekurangan dananya,” ujarnya. Penting juga untuk menjajaki pembiayaan melalui investor swasta, meskipun keberhasilan proyek ini dalam menarik minat investor masih menjadi pertanyaan.
Nirwono Yoga menambahkan bahwa proyek GSW mungkin tidak menyelesaikan masalah mendasar seperti banjir rob dan ancaman Jakarta tenggelam. Ia merekomendasikan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta fokus pada program lain seperti penataan ulang kawasan pesisir. Pemindahan pemukiman kumuh ke rusun yang aman, dan pengurangan pemompaan air tanah. “Percepatan jaringan perpipaan penyediaan air bersih juga sangat penting,” tutupnya.
Dengan berbagai pendapat dan pertimbangan, jelas bahwa proyek Giant Sea Wall adalah langkah besar yang membutuhkan perencanaan dan evaluasi matang. Mungkin saja solusi yang lebih terjangkau dan efisien dapat menjadi alternatif yang lebih baik dalam mengatasi masalah banjir di Jakarta.